Perjalanan tour ke holyland pada 11 Maret 2012, kami menggunakan jasa dari Mitha Tour & Travel. Inilah kali pertama kali saya berangkat ke holyland, tetapi saya sangat puas dengan pelayanan, akomodasi selama perjalanan. Sebelum saya menceritakan lebih lanjut silahkan deh dicatat alamatnya. Bukan promosi lho!! Tetapi karena saya puas dan bagus menurut saya, kenapa juga tidak saya perkenalkan kepada teman-teman sekalian.
Mitha Tour Dan Travel
Jl. Cideng Barat No.58
Jakarta 10150, Indonesia
Ph. +62 21 351 5555 (Hunting 20 Lines)
Fax. +62 21 351 9855, 350 6063.
Email: mitha@bit.net.id (General)
: mth-holyland@indo.net.id (Holyland)
Perjalanan Hari Pertama
Berangkat tengah malam dari Bandara Sukarno, Cengkareng dengan Emirates Air. Inilah kali pertama saya menaiki pesawat besar dimana hampir 500 orang berada dalam satu pesawat. Pramugari yang ramah dan profesional serta pesawat mewah yang menurut saya luar biasa. Sesampainya di pesawat langsung disuguhkan handuk hangat untuk mencuci muka dan tidak lama kemudian Pramugari mengantarkan menu makanan. Tidak lama berselang Pramugari dengan mendorong 'troley' menawarkan minuman dan siap-siap makanan menyusul. Wah....subuh atau sangat pagi-pagi benar makan di pesawat, sambil menonton TV atau mendengarkan musik dari 'earphone' yang masing-masing.
Dengan menempuh penerbangan selama 7.5 jam maka sampailah kami di Queen Alia International Airport, Dubai. Bandara Queen Alia, Dubai tercatat sebagai salah satu bandara terbagus di dunia. Aku dapatkan informasi dari paman "google". Bandara Queen Alia International Airport di Dubai, bandara yang tidak pernah sepi. Dari berbagai bangsa dan berbagai tujuan negara berada disana. Bandara yang sangat bersih dengan berbagai fasilitas, seperti kamar mandi atau tempat duduk sambil tiduran atau selonjoran. Luar biasa.
Meneruskan Perjalanan Menuju Amman Jordania
Setelah menunggu selama 2 jam di bandara Queen Alia, Dubai kami kembali melanjutkan perjalanan udara dengan menaiki penerbangan yang sama Emirates Air, tetapi pesawat yang lebih kecil daripada pesawat yang membawa kami dari Jakarta menuju Dubai. Sesampainya diatas pesawat, seperti sudah menjadi tradisi handuk hangat dibagikan dan menu makanan dijalankan, minuman ditawarkan dan makanan kembali sudah disuguhkan, makan pagi...Dengan menempuh perjalanan 2 jam penerbangan kami sampai di Amman, ibu kota Jordania.
Setelah melalui proses imigrasi di Bandar udara Amman, Jordania kami sudah disambut tour leader lokal dan bus yang akan membawa kami menempuh perjalanan dari Amman, Jordania menuju Israel.
Makan Siang 'Chinesse Food' Di Amman, Jordania
Hanya beberapa menit melewati bandara, kami
dibawa ke sebuah restoran yang menyajikan makanan Chinesse. Menu makanan yang luar biasa, enak dan segar. Mengingatkan kita kembali di tanah air. Para pelayan restoran menggunakan baju rompi merah menyala dengan ramah dan cekatan melayani kami selama kami menikmati menu makan siang saat itu. Setelah makan para peserta tour menyempatkan diri berfoto dengan para pelayan yang senyum mereka tersimpul ramah melayani kami. Dengan perasaan kenyang dan puas para peserta menaiki bus untuk kembali meneruskan perjalanan. Perjalanan menggunakan bus yang nyaman dan bersih sambil melihat dari balik kaca jendela dimana sepanjang perjalanan yang kami lewati adalah padang gurun berbatu-batu dengan bangunan-bangunan unik ada yang mewah ada yang sederhana, tetapi semua warna bangunan berwarna natural atau warna bebatuan. Kami juga dapat melihat gembala-gembala Beduin. Konon, menurut cerita tour leader gulungan kitab suci asli ditemukan para gembala Beduin.
Menaiki Gunung Nebo Dengan Perasaan Haru
Masih ingat cerita di dalam Ulangan 32 dimana Musa setelah memimpin bangsa Israel selama 40 tahun untuk keluar dari Mesir. Musa tidak bisa memasuki tanah Kanaan, tetapi Allah hanya memperlihatkan kepadanya tanah Kanaan yang akan diberikan kepada bangsa Israel terdapat di dalam Ulangan 32:49 "Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya".
Coba bayangkan bagaimana perasaan Musa saat itu. Sebagai manusia dia pasti sedih dan kecewa, tetapi Musa adalah seorang pemimpin yang penurut dan rendah hati. Dia tetap mengikuti apa yang Allah perintahkan.
Sambil berjalan menaiki gunung Nebo, saya merasakan sangat terharu dan menitikkan air mata sambil membayangkan sosok Musa seorang pemimpin yang sabar dan baik. Allahpun berbicara kepada Musa dan mengatakan bahwa dia akan mati di puncak gunung yang dia sedang naiki, yaitu di atas gunung Nebo yang terdapat di Ulangan 32:50 "kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kau naiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya".
Sebelum menaiki puncak gunung Nebo, kita melihat miniatur 'kemah' bangsa Israel zaman dahulu. Kemah tempat bangsa Israel tinggal selama dalam perjalanan.
Sebagai manusia sejujurnya, patutlah bangsa Israel sebenarnya bersungut-sungut, karena perjalanan yang mereka lewati adalah berbatu-batu dengan cuaca ekstrim. Tetapi Allah kita itu adalah Allah yang hebat dan luar biasa. Bangsa Israel diajak keluar dari tanah Mesir, tempat mereka diperhamba menuju tempat yang penuh madu dan susu. Allah tidak membiarkan bangsa Israel terlantar, walau harus melewati perbukitan berbatu dan kering. Pada siang hari Allah menyiapkan tiang awan agar bangsa Israel tidak kepanasan dan pada malam hari Allah menyiapkan tiang api agar bangsa Israel tidak kedinginan.
Di dalam kehidupan, sering kali kita merasa susah dan merasa beban terlalu berat. Tetapi sadarkah kita, bahwa tangan Bapa kita selalu terkedang kepada kita setiap saat. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dia tetap menaruh kita di dalam genggaman tanganNya, dan takkan pernah Dia mau melepaskan kita. Cuma yang menjadi pertanyaan sekarang adalah 'maukah kita selalu menggengam tanganNya, tanpa sedetikpun terlepas dari genggamanNya?' Perjalanan kehidupan berbatu dan berliku adalah merupakan ujian yang akan membuat kita tetap kuat dan bertahan.
Biarlah kita bisa tetap setia, sama seperti Musa tetap setia sampai akhir hidupnya. Sehingga, dia bisa berada bersama Allah kita yang hidup di dalam kerajaan surga.
Kiranya Tuahan memberkati!!
Jakarta, 17 April 2012
Mitha Tour Dan Travel
Jl. Cideng Barat No.58
Jakarta 10150, Indonesia
Ph. +62 21 351 5555 (Hunting 20 Lines)
Fax. +62 21 351 9855, 350 6063.
Email: mitha@bit.net.id (General)
: mth-holyland@indo.net.id (Holyland)
Perjalanan Hari Pertama
Berangkat tengah malam dari Bandara Sukarno, Cengkareng dengan Emirates Air. Inilah kali pertama saya menaiki pesawat besar dimana hampir 500 orang berada dalam satu pesawat. Pramugari yang ramah dan profesional serta pesawat mewah yang menurut saya luar biasa. Sesampainya di pesawat langsung disuguhkan handuk hangat untuk mencuci muka dan tidak lama kemudian Pramugari mengantarkan menu makanan. Tidak lama berselang Pramugari dengan mendorong 'troley' menawarkan minuman dan siap-siap makanan menyusul. Wah....subuh atau sangat pagi-pagi benar makan di pesawat, sambil menonton TV atau mendengarkan musik dari 'earphone' yang masing-masing.
Dengan menempuh penerbangan selama 7.5 jam maka sampailah kami di Queen Alia International Airport, Dubai. Bandara Queen Alia, Dubai tercatat sebagai salah satu bandara terbagus di dunia. Aku dapatkan informasi dari paman "google". Bandara Queen Alia International Airport di Dubai, bandara yang tidak pernah sepi. Dari berbagai bangsa dan berbagai tujuan negara berada disana. Bandara yang sangat bersih dengan berbagai fasilitas, seperti kamar mandi atau tempat duduk sambil tiduran atau selonjoran. Luar biasa.
Meneruskan Perjalanan Menuju Amman Jordania
Setelah menunggu selama 2 jam di bandara Queen Alia, Dubai kami kembali melanjutkan perjalanan udara dengan menaiki penerbangan yang sama Emirates Air, tetapi pesawat yang lebih kecil daripada pesawat yang membawa kami dari Jakarta menuju Dubai. Sesampainya diatas pesawat, seperti sudah menjadi tradisi handuk hangat dibagikan dan menu makanan dijalankan, minuman ditawarkan dan makanan kembali sudah disuguhkan, makan pagi...Dengan menempuh perjalanan 2 jam penerbangan kami sampai di Amman, ibu kota Jordania.
Setelah melalui proses imigrasi di Bandar udara Amman, Jordania kami sudah disambut tour leader lokal dan bus yang akan membawa kami menempuh perjalanan dari Amman, Jordania menuju Israel.
Makan Siang 'Chinesse Food' Di Amman, Jordania
Hanya beberapa menit melewati bandara, kami
dibawa ke sebuah restoran yang menyajikan makanan Chinesse. Menu makanan yang luar biasa, enak dan segar. Mengingatkan kita kembali di tanah air. Para pelayan restoran menggunakan baju rompi merah menyala dengan ramah dan cekatan melayani kami selama kami menikmati menu makan siang saat itu. Setelah makan para peserta tour menyempatkan diri berfoto dengan para pelayan yang senyum mereka tersimpul ramah melayani kami. Dengan perasaan kenyang dan puas para peserta menaiki bus untuk kembali meneruskan perjalanan. Perjalanan menggunakan bus yang nyaman dan bersih sambil melihat dari balik kaca jendela dimana sepanjang perjalanan yang kami lewati adalah padang gurun berbatu-batu dengan bangunan-bangunan unik ada yang mewah ada yang sederhana, tetapi semua warna bangunan berwarna natural atau warna bebatuan. Kami juga dapat melihat gembala-gembala Beduin. Konon, menurut cerita tour leader gulungan kitab suci asli ditemukan para gembala Beduin.
Menaiki Gunung Nebo Dengan Perasaan Haru
Masih ingat cerita di dalam Ulangan 32 dimana Musa setelah memimpin bangsa Israel selama 40 tahun untuk keluar dari Mesir. Musa tidak bisa memasuki tanah Kanaan, tetapi Allah hanya memperlihatkan kepadanya tanah Kanaan yang akan diberikan kepada bangsa Israel terdapat di dalam Ulangan 32:49 "Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya".
Sambil berjalan menaiki gunung Nebo, saya merasakan sangat terharu dan menitikkan air mata sambil membayangkan sosok Musa seorang pemimpin yang sabar dan baik. Allahpun berbicara kepada Musa dan mengatakan bahwa dia akan mati di puncak gunung yang dia sedang naiki, yaitu di atas gunung Nebo yang terdapat di Ulangan 32:50 "kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kau naiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya".
Sebelum menaiki puncak gunung Nebo, kita melihat miniatur 'kemah' bangsa Israel zaman dahulu. Kemah tempat bangsa Israel tinggal selama dalam perjalanan.
Sebagai manusia sejujurnya, patutlah bangsa Israel sebenarnya bersungut-sungut, karena perjalanan yang mereka lewati adalah berbatu-batu dengan cuaca ekstrim. Tetapi Allah kita itu adalah Allah yang hebat dan luar biasa. Bangsa Israel diajak keluar dari tanah Mesir, tempat mereka diperhamba menuju tempat yang penuh madu dan susu. Allah tidak membiarkan bangsa Israel terlantar, walau harus melewati perbukitan berbatu dan kering. Pada siang hari Allah menyiapkan tiang awan agar bangsa Israel tidak kepanasan dan pada malam hari Allah menyiapkan tiang api agar bangsa Israel tidak kedinginan.
Di dalam kehidupan, sering kali kita merasa susah dan merasa beban terlalu berat. Tetapi sadarkah kita, bahwa tangan Bapa kita selalu terkedang kepada kita setiap saat. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dia tetap menaruh kita di dalam genggaman tanganNya, dan takkan pernah Dia mau melepaskan kita. Cuma yang menjadi pertanyaan sekarang adalah 'maukah kita selalu menggengam tanganNya, tanpa sedetikpun terlepas dari genggamanNya?' Perjalanan kehidupan berbatu dan berliku adalah merupakan ujian yang akan membuat kita tetap kuat dan bertahan.
Biarlah kita bisa tetap setia, sama seperti Musa tetap setia sampai akhir hidupnya. Sehingga, dia bisa berada bersama Allah kita yang hidup di dalam kerajaan surga.
Kiranya Tuahan memberkati!!
Jakarta, 17 April 2012